Pohon bidara adalah pohon yang sudah dikenali oleh masyarakat indonesia. Nama bidara bagi warga indonesia sudah tidak asing lagi karena pohon ini erat kaitannya dengan agama islam, yang mana warga indonesia mayoritas beragama islam.
Pohon bidara adalah pohon yang tumbuh di daerah kering dan tandus, tanaman ini bisa tumbuh di indonesia karena indonesia memiliki 2 musim yaitu kemarau dan hujan sehingga cocok dengan iklimnya.
Bagi sebagian orang menganggap bahwa pohon bidara adalah tanaman dari arab karena erat kaitannya dengan agama islam dan negara arab adalah negara islam, kemudian menyebar ke berbagai negara.
Berdasarkan penelitian, bidara di perkirakan berasal dari negara – negara Asia Tengah seperti india. Alasan pohon bidara di asia tengah karena iklimnya yang panas sehingga tanaman ini bisa tumbuh disana.
Kemudian menyebar ke berbagai daerah yang memilki suhu tinggi seperti Aljazair, Tunisia, Libia, Mesir, Uganda dan Kenya di Afrika, Afganistan, Pakistan, India utara, Nepal, Bangladesh, Tiongkok selatan, Vietnam, Thailand, Semenanjung Malaya, Indonesia, hingga Australia. Hingga saat ini telah tersebar juga di indonesia.
Tanaman bidara sangat erat kaitannya dengan agama islam. Hal ini tidak luput dari kitab suci agama islam yaitu Al-Qur’an. Di dalam qur’an pohon bidara disebutkan beberapa kali dan juga di beberapa hadis nabi juga tercantum beberapa kali.
Dengan disebutkannya pohon bidara di qur’an dan hadis, maka bisa disimpulkan bahwa pohon ini memiliki banyak manfaat dan kebaikan. Selain itu pohon bidara tidak hanya di khususkan bagi orang muslim saja, melainkan semua umat di dunia ini.
Tanaman bidara memiliki nama latin Ziziphus mauritiana. Memiliki diameter lingkar yang tidak terlalu besar walaupun sudah tumbuh dewasa diameter lingkarnya tetap relatif kecil. Sementara di qur’an pohon bidara biasa disebut dengan kata sidr / al-sidr.
Di beberapa daerah pohon bidara memiliki julukannya sendiri sendiri. Seperti Widara (Sunda, Jawa), atau sering dikenal dengan sebutan dara (Jawa), bukol (Madura), bekul (Bali), ko (Sawu), kok (Rote), kom, kon (Timor), bedara (Alor), bidara (Makassar, Bugis), Rangga (Bima), dan kalangga (Sumba).
Tanaman bidara juga dikenal produktif menghasilkan buah meskipun berada di tempat kering. Ukuran buahnya berukuran kecil dan bulat dengan tekstur halus mengkilat.
Jika di perumpakan, buah bidara hampir mirip dengan buah kersen. Bentuknya bulat sempurna dengan kulit yang halus mulus dan mengkilat saat muda.
Warnanya hijau dan tidak bisa berukuran besar. Namun bedanya dengan kersen yaitu tekstur buahnya. Bidara cenderung lebih padat sementara kersen sangat lunak dan banyak air di dalam buah.
Pohon bidara ini memiliki duri di seluruh bagian batangnya dari bawah sampai ujung. Mirip dengan pohon jeruk nipis yang memiliki duri di seluruh batangnya. Duri pohon bidara memiliki warna coklat dan cukup kecil, sementara pohon jeruk durinya panjang berwarna hijau.
Duri pada pohon bidara memiliki fungsi yaitu untuk mengurangi pemuaian air pada pohon, karena tanaman ini berada di daerah kering dan kekurangan air maka dengan duri bisa lebih menghemat kadar penguapan air.
Daun pohon bidara berwarna hijau dan berbentuk bulat lonjong disertai urat daun serta tekstur yang mencolok. Sisi atas daun hijau mengkilat sementara sisi bawah daun berwarna hijau pudar kasar. Sekilas daun bidara mirip dengan daun pohon ketapang kencana.
Bunga pada pohon bidara berukuran cukup kecil dan tumbuhnya di tangkai sekitaran daun. Tumbuhnya bergerombol berbentuk seperti bintang berwarna kuning.
Klasifikasi / Taksonomi Pohon Bidara
Kingdom | Plantae |
Divisi | Magnoliophyta |
Kelas | Magnoliopsida |
Ordo | Rosales |
Famili | Rhamnaceae |
Genus | Ziziphus |
Spesies | Z. mauritiana |
Manfaat yang bisa diambil dari pohon bidara ini sangatlah banyak, mulai dari segi manfaat untuk kesehatan jasmani bahkan hingga manfaat terkait hal ghoib.
Ciri – Ciri Pohon Bidara
1. Daun Bidara
Bentuk daun bidara ini bulat lonjong dengan tangkai yang rimbun dipenuhi dengan duri. Ukuran panjang daun mulai 2cm sampai 8cm. Untuk lebarnya 1-5cm.
Jika diteliti tepian daunnya tidak halus atau mulus, melainkan seperti ada gerigi kecil mengitari daun yang tidak keras. Uniknya duri merupakan tumpuan untuk daun, warna daunnya hijau segar.
Pada bagian sisi atas daun berupa hijau mencolok dengan tekstur kulit daun mulus atau halus. Sementara sisi bawahnya berwarna hijau pudar atau hijau agak ke abu-abuan dengan tekstur kasar.
Daun yang tumbuh pada ranting tidak majemuk, melainkan tumbuh tunggal pada tiap belokan rantingnya.
2. Buah Bidara
Buah bidara memiliki bentuk bulat sempurna seperti buah kersen. Warna buahnya hijau untuk yang masih muda sementara yang sudah tua berwarna hijau kecoklatan.
Kulit buahnya mulut dan licin namun memiliki isian yang padat jika ditekan. Buah bidara memiliki rasa manis dan kesat. Saat musim berbuah pohon bidara mampu menghasilkan buah di setiap rantingnya.
Sehingga akan dipenuhi dengan bulatan buah di seluruh pohon. Musim berbuah pun juga hampir mirip dengan pohon kersen, yaitu dapat berbuah setiap bulan.
Kandungan gula dalam daun bidara yaitu laktosa, glukosa, galaktosa, arabinose, xilosa dan rhamnosa, juga mempunyai kandungan empat glikosida saponin
3. Batang Bidara
Batang pohon bidara termasuk ke dalam jenis batang keras dan berkayu. Nampak dari luar berupa kulit kayu berwarna coklat disertai serat kayu nya agak ke abu-abuan.
Batang pohon bidara berbentuk lurus dari bawah ke atas, kemudian dalam membentuk tajuk akan ke arah samping kanan dan kiri sehingga mirip dengan pohon kersen.
Batang yang berbelok ke arah kanan kiri akan memiliki pola zig-zag untuk memunculkan daunnya. Pohon bidara mampu tumbuh hingga ketinggian 15 meter.
Sementara untuk diameter lingkar batang pohon bidara bisa mencapai 40 cm. Batang bidara memiliki tekstur seperti kulit yang mengelupas.
4. Bunga Bidara
Pohon bidara memiliki jenis perbungaan aksilar, di mana tangkai bunganya memiliki rambut dengan panjang sekitar 3–5 mm. Bunga pohon bidara memiliki lebar sekitar 4–6 mm, dan dapat berwarna kuning atau kehijauan.
Ketika dijilat, bunga ini memberikan rasa dan aroma manis. Ovariumnya terdiri dari dua ruang. Bentuk bunganya cukup unik, yaitu berbentuk seperti bintang dengan segi enam pada kakinya.
Tempat tumbuhnya bunga pada sela daun dan durinya.
5 Jenis Pohon Bidara
Pohon bidara tidak hanya memiliki satu jenis saja seperti yang kita ketahui selama ini. Faktanya pohon bidara memiliki beragam jenis dan ciri khas yang unik dari berbagai daerah.
Ada 5 jenis pohon bidara, yaitu Pohon Bidara Laut, Bidara Arab, Bidara Upas, Bidara China, Bidara Putsa.
1. Pohon Bidara Laut (Strychnos ligustrina BI)
Bidara laut adalah tanaman obat yang memiliki pohon kecil berdaun hijau. Tanaman ini menghasilkan buah dan dapat tumbuh di daerah tropis serta Asia Barat, mampu berkembang di lembah-lembah hingga ketinggian.
Jenis bidara laut memiliki penyebaran yang luas, mulai dari Australia hingga Asia Tenggara dan daerah-daerah yang menjadi habitat flora Malesiana.
Di Indonesia, bidara laut banyak ditemukan di pulau Flores dan pulau-pulau sekitarnya. Menurut penelitian, penyebaran bidara laut di Nusa Tenggara Barat (NTB) lebih terpusat di Kabupaten Dompu dan Bima.
Di pulau Bali, bidara laut cenderung terkonsentrasi di wilayah bagian Barat. Analisis mengenai kondisi tumbuhnya bidara laut menunjukkan bahwa jenis ini dapat tumbuh pada ketinggian tempat 15–300 mdpl dengan tipe iklim D, E, dan F.
Curah hujan tahunan berkisar antara 428–1622 mm/tahun, suhu udara antara 27°C–30°C, kelembaban 68%–78%, dan bulan basah rata-rata 3–5.
Bidara laut juga dapat hidup di lahan fisik yang cukup berat, dengan kondisi tanah memiliki kandungan C-organik dan N rendah, tingkat unsur P yang sangat rendah, tingkat unsur K yang tinggi, KTK yang tinggi, dan kation tanah bervariasi dari sangat rendah hingga sangat tinggi.
Kayu bidara laut, yang sering disebut sebagai pohon bidara laut dalam konteks perdagangan global, umumnya dijual dalam bentuk serutan kayu.
Di berbagai daerah, jenis kayu bidara laut ini dikenal dengan berbagai nama lokal. Sebagai contoh, di Bima dan Dompu (NTB), kayu ini akrab disebut sebagai kayu songga, sementara di Bali lebih dikenal sebagai kayu pait.
Jenis bidara laut tersebar luas, meliputi wilayah dari Australia hingga Asia Tenggara, termasuk daerah-daerah yang menjadi habitat flora malesiana.
Kayu bidara laut sering dimanfaatkan dalam pembuatan ramuan karena mengandung senyawa strikhin dan brusin.
Proses penyeduhan umumnya digunakan untuk mengolahnya, dan kayu ini biasanya dimanfaatkan sebagai pengobatan untuk berbagai kondisi kesehatan, termasuk malaria, demam, masalah kulit, rematik, sariawan, dan proses pembersihan darah.
Potensi bidara laut untuk digunakan dalam upaya rehabilitasi daerah beriklim kering sangat besar. Ini dikarenakan kondisi tempat tumbuhnya hampir mirip dengan lahan-lahan marjinal di daerah kering, dan terdapat peluang pasar yang menjanjikan.
Di sisi lain, permintaan tinggi terhadap kayu bidara laut untuk berbagai keperluan, sementara kegiatan budidaya masih terbatas di masyarakat.
Tanaman yang digunakan dalam kegiatan rehabilitasi tidak hanya memberikan manfaat ekologis, tetapi juga dapat berfungsi sebagai penahan tanah untuk mencegah tanah longsor.
2. Pohon Bidara Arab (Ziziphus spina Christi L)
Bidara Arab ini sangat kaya akan manfaatnya sehingga sering disebut tanaman serbaguna. Misalnya daun tanaman ini digunakan untuk makanan hewan, ranting nya digunakan untuk pagar, dan kayu nya digunakan untuk konstruksi dan kerajinan mebel.
Tidak hanya itu buah, daun, dan akar, kulit kayunya juga banyak digunakan untuk obat-obatan tradisional. Obat-obatan tradisional ini juga dijadikan pasta dari akarnya, orang badui menggunakan nya untuk pengobatan gusi.
Orang badui juga menggunakan teh dari buahnya untuk meningkatkan produksi ASI dan juga untuk mengobati hati.
Tanaman Bidara Arab (Ziziphus spina-christi L.) diketahui mengandung alkaloid, saponin, steroid, triterpenoid, tanin, dan flavonoid.
Selain itu, tanaman ini juga memiliki aktivitas antioksidan yang dapat memberikan dampak positif pada kesehatan rambut.
Selain itu dinegara Uni Emirat Arab menggunakan air rebusan daun bidara untuk mengatasi rambut rontok. Bidara arab ini sering dicari untuk penyembuhan dari gangguan jin dengan cara ruqyah, daun bidara ini juga bisa digunakan untuk menggantikan sabun karena memang bagus untuk mempercantik dan menghaluskan kulit.
3. Pohon Bidara Upas (Merremia mammosa)
Ciri khas yang mencolok dari bidara upas melibatkan daun yang lebar seperti pangkal hati, berwarna hijau tua, dan adanya umbi yang dapat dijadikan bahan makanan.
Bidara upas juga dapat dikenali melalui warna bunga umumnya yang putih dan umbinya yang cenderung berwarna kuning kecoklatan. Tinggi tanaman ini dapat mencapai 5 meter, dengan batang yang kecil dan tumbuh merambat.
Beberapa sinonim dari tanaman ini mencakup Ipomoea mammosa Chois, Battana mammosa Rumph, dan Convolvulus mammosa.
Tanaman ini merupakan salah satu tanaman obat yang bukan berasal dari Indonesia, melainkan tumbuh di wilayah India, pulau Andaman, dan Indo-China seperti di Papua Nugini dan Filipina.
Di Indonesia, tanaman ini ditanam di Pulau Jawa, Bali, Maluku, dan Madura karena akarnya dapat dikonsumsi. Bidara Upas tumbuh di Pulau Jawa dengan ketinggian sekitar 500 meter di atas permukaan laut.
Umumnya, masyarakat mengumpulkan umbinya setelah tanaman bidara tersebut mengering atau sekitar setahun setelah ditanam.
4. Pohon Bidara China (phus jujuba atau ziziphus zizyphus)
Dikenal sebagai bidara China karena dikembangkan di wilayah utara China, tanaman semak ini dapat tumbuh hingga ketinggian 5-12 meter (16-39 kaki).
Buahnya berbentuk oval drupe, dengan warna hijau kehijauan ketika belum matang, berubah menjadi coklat hingga hitam keunguan saat matang, dan akhirnya mengerut seperti kurma kecil.
Di China, tanaman ini juga dikenal sebagai Angco, yang memiliki sifat hangat dan rasa manis. Angco digunakan dalam terapi tradisional China untuk meningkatkan fungsi limpa dan perut, menggantikan chi, meningkatkan produksi cairan tubuh, memperkuat sistem kekebalan tubuh, serta menurunkan kolesterol darah.
Selain itu, Angco dapat digunakan untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan seperti kelelahan, diare, insomnia, kehausan, anemia, rendahnya jumlah sel darah putih, dan jumlah platelet dalam darah.
5. Pohon Bidara Putsa (Apel India)
Ada lima perbedaan utama antara bidara putsa dan bidara lainnya. Pertama, pohon bidara putsa cenderung tidak memiliki durinya sebanyak pohon bidara lain.
Kedua, buah apel putsa jauh lebih besar dibandingkan dengan buah bidara dari jenis lain. Ketiga, pertumbuhan bidara putsa cenderung lebih cepat, daunnya lebih lebar, dan memiliki warna hijau muda.
Dikenal dengan nama Latin Ziziphus mauritiana, tanaman ini berasal dari India dan memiliki kemampuan untuk bertahan hidup bahkan hanya dengan satu akar.
Putsa termasuk tanaman yang sangat adaptif di berbagai kondisi dan lingkungan, serta mampu bertahan di wilayah dengan curah hujan rendah, sekitar 150-2.500 mm per tahun.
Buah putsa memiliki sejumlah manfaat, antara lain: 1) Alkaloid pada putsa memiliki efek menenangkan saraf dan mengurangi kecemasan, 2) Konsumsi putsa secara rutin dapat mencegah pilek dan influenza, 3) Mengonsumsi satu buah putsa sebelum makan diyakini dapat meningkatkan nafsu makan.
2 Manfaat Pohon Bidara
1. Manfaat Secara Umum
Pohon bidara memiliki banyak sekali manfaat yang jarang orang tahu. Di dunia kesehatan dan obat-obatan pohon bidara punya banyak khasiat. Berikut ini penjelasannya.
- Daun bidara bisa direndam dengan air kemudian digunakan untuk mandi wajib setelah haid.
- Buah bidara dapat dimakan dalam keadaan segar atau diperas menjadi minuman penyegar, bisa juga dikeringkan untuk dijadikan manisan.
- Bidara mempunyai potensi untuk dimanfaatkan dalam kegiatan rehabilitasi pada daerah yang beriklim kering.
- Daun tanaman digunakan untuk makanan hewan, rantingnya digunakan untuk pagar, dan kayunya digunakan untuk konstruksi dan kerajinan mebel.
- Akar pohon bidara bisa dijadikan obat berupa pasta, orang badui menggunakan nya untuk pengobatan gusi.
- Orang badui juga menggunakan teh dari buahnya untuk meningkatkan produksi ASI dan juga untuk mengobati hati.
- Negara Uni Emirat Arab menggunakan air rebusan daun bidara untuk mengatasi rambut rontok.
- Daun bidara juga bisa digunakan untuk menggantikan sabun karena memang bagus untuk mempercantik dan menghaluskan kulit.
- Alkaloid pada Putsa memiliki efek menenangkan saraf dan mengurangi kecemasan seseorang.
- Mengkonsumsi putsa secara rutin bisa mencegah dari terserangnya pilek dan juga influenza.
- Mengkonsumsi satu buah putsa sebelum makan dapat diyakini menambah nafsu makan.
- Buah bidara yang belum matang bisa dimakan menggunakan garam, pernah juga ada yang melaporkan jika buah bidara di rebus akan menghasilkan sirop dan masih banyak lagi kemanfaatan dari pohon
- Daun bidara digunakan untuk memandikan jenazah disarankan dimandikan dengan air yang dicampur dengan daun bidara.
2. Manfaat Secara Spiritual / Sakral (Gaib / Ghoib)
Seperti yang sudah disinggung sedikit di awal, bahwa pohon bidara memiliki manfaat secara ghoib yang berhubungan dengan unsur tak tampak mata.
Pohon bidara dipercaya mampu mengusir unsur jahat secara ghoib. Misalnya seperti pohon bidara bagus digunakan untuk memandikan jenazah dengan cara merendam daun bidara dengan air.
Air rendaman daun bidara bagus digunakan untuk memandikan jenazah karena mampu mengusir hal negatif pada jenazah. Selain itu air rendaman bidara juga bisa digunakan untuk mandi besar bagi perempuan setelah haid.
Hal tersebut sesuai dengan hadis nabi yang diriwayatkan oleh shohih Muslim. Tidak itu saja, air rendaman bidara juga bisa digunakan untuk mengobati orang kesurupan sehingga makhluk jahat yang ada dalam orang tersebut tidak betah dan pergi keluar meninggalkan badan.
Disisi lain, menanam pohon bidara di dekat rumah juga dipercaya bisa menangkal makhluk jahat yang ingin masuk kedalam rumah dan membawa hal negatif untuk keluarga. Sehingga seperti jin, setan yang ingin mengganggu orang dirumah menjadi pergi.
Dengan demikian, pohon bidara adalah pohon luar biasa menurut agama islam yang bisa membaawa manfaat penting bagi manusia khususnya di dalam dunia ghoib.
Seperti yang disampaikan nabi pada hadis bahwa pohon bidara bisa menjauhkan makhluk ghaib jahat dan negatif, tokoh ustadz di indonesia pun juga sering memberikan saran untuk menanam pohon bidara di rumah agar rumah terjaga dari hal negatif. Sampai – sampai ada yang menyebut bahwa pohon bidara adalah pohon surga.
Sebagian besar masyarakat indonesia mempercayai pohon bidara sebagai penjaga rumah, hal ini tidak lepas dari unsur magis yang dibawa oleh pohon bidara.
Kebanyakan orang membeli dan menanam pohon bidara untuk mengambil manfaat dari segi spiritual yaitu menjaga rumah dari hal – hal ghaib negatif. Sehingga pohon bidara tidak dimanfaatkan sebagai pohon konsumsi buah dan daun untuk diseduh atau rantingnya untuk kebutuhan properti rumah.