Pohon bintaro, nama sebuah pohon yang mungkin masih banyak orang yang tidak tahu pohon seperti apa itu. Namun jika melihat foto pohon bintaro secara langsung maka orang-orang akan langsung ingat pohon seperti apa itu.
Pohon bintaro banyak sekali tumbuh di pinggir jalanan kota ataupun desa, hal ini tidak secara alami melainkan memang sengaja ditanam di tepi jalan oleh pemerintah maupun warga sekitar karena manfaat pohon bintaro salah satunya adalah untuk meneduhkan jalan.
Tanaman bintaro, dengan nama ilmiah Cerbera odollam, adalah jenis tanaman atau pohon yang sering ditanam sebagai peneduh karena memiliki daun yang lebat dan pertumbuhan yang cukup cepat.
Pohon bintaro dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 10 sampai 12 meter, dengan daun yang runcing dan bunga berkelopak putih.
Buah pohon ini, yang dikenal dengan nama ilmiah Cerbera manghas, berwarna hijau mengkilap dan halus, menyerupai markisa.
Saat matang, buah ini berubah menjadi ungu kemerahan, kemudian menghitam dan mengelupas, meninggalkan kerangka buah yang mirip dengan kelapa kecil.
Pohon bintaro biasanya ditemukan di daerah pantai atau hutan mangrove, namun juga sering dijumpai di pekarangan rumah atau di pinggir jalan.
Meskipun pohon dan buahnya tidak berbahaya jika disentuh, buahnya sangat beracun jika tertelan dan dapat menyebabkan kematian.
Pohon ini dapat mencapai tinggi sekitar 12 meter. Di Malaysia, tanaman ini dikenal dengan nama pokok pong-pong.
Pohon bintaro sering ditemukan di tepi jalan dan berfungsi sebagai tanaman peneduh. Habitat aslinya adalah di sekitar pesisir pantai.
Selain berperan sebagai peneduh, buah bintaro secara tradisional digunakan untuk mengusir hama tikus. Dengan kemajuan teknologi, biji bintaro juga dapat diolah menjadi minyak dan bahan bakar alternatif (biofuel).
Pohon bintaro sering juga disebut sebagai mangga laut, babuto, buta badak, dan kayu gurita. Dalam bahasa Inggris, tanaman ini dikenal sebagai sea mango, sementara nama ilmiahnya adalah Cerbera manghas.
Pohon bintaro mudah dikenali melalui beberapa ciri khas, seperti daun yang berbentuk lonjong, kaku, panjang sekitar 25 cm, dan berwarna hijau tua.
Klasifikasi / Taksonomi Pohon Bintaro
Kingdom | Plantae |
Sub kingdom | Tracheobionta |
Super devisi | Spermatophyta |
Divisi | Magnoliophyta |
Kelas | Magnoliopsida |
sub kelas | Asteridae |
Ordo | Gentianales |
Famili | Apocynaceae |
Genus | Cerbera |
Spesies | Cerbera manghas Boiteau, Pierre L. |
Ciri Morfologi Pohon Bintaro
1. Daun
Daun pohon bintaro memiliki beberapa ciri khas yang membuatnya mudah dikenali. Daunnya berbentuk lonjong atau bulat memanjang dengan tepi yang rata dan ujung serta pangkal yang meruncing.
Pertulangan daun menyirip, mirip dengan tulang ikan, memberikan struktur yang jelas. Permukaan daun licin dan mengkilap, berwarna hijau tua, menambah kesan sehat dan kuat.
Daun-daun ini biasanya memiliki panjang sekitar 25 cm dan tersusun secara berselingan di sepanjang ranting. Ciri-ciri ini memudahkan identifikasi pohon bintaro di alam.
2. Batang
Batang pohon bintaro memiliki ciri khas yang memudahkan pengenalannya di alam. Biasanya, batangnya tegak dan berbentuk bulat, menunjukkan kekokohan struktur.
Salah satu ciri yang mencolok adalah adanya bintik-bintik hitam yang tersebar di sepanjang batang. Selain itu, kulit batangnya juga tebal dan berkerak, memberikan tekstur kasar yang membedakannya dari jenis pohon lainnya.
3. Bunga
Bunga pada pohon bintaro umumnya berwarna putih dan terdapat di ujung batang. Mereka termasuk jenis bunga majemuk yang harum, dengan mahkota berbentuk terompet berdiameter sekitar 3-5 cm, dan pangkalnya berwarna merah muda.
Benang sari, yang berjumlah lima, terletak pada tinggi bakal buah. Bunga ini terdiri dari lima kelopak putih yang beraroma harum, dengan mahkota yang menyerupai terompet dan pangkal berwarna merah muda.
Bagian kepala sari bunga memiliki warna cokelat, sedangkan kepala putiknya berwarna hijau keputih-putihan.
4. Buah
Buah pada pohon bintaro memiliki beberapa ciri yang membedakannya. Buahnya berbentuk oval dan berisi biji pipih, panjang, serta berwarna putih.
Bentuk buahnya bulat seperti telur dengan panjang sekitar 5–10 cm. Saat sudah matang, buah ini berubah warna menjadi merah cerah, sedangkan ketika masih muda, warnanya cenderung hijau.
Bintaro merupakan tumbuhan mangrove yang berasal dari daerah tropis di Australia, Asia, Madagaskar, serta kepulauan sebelah barat Samudera Pasifik.
Meskipun bentuknya hampir mirip dengan buah mangga, bintaro memiliki bentuk yang lebih bulat dan berwarna hijau saat matang, yang kemudian berubah menjadi merah tua.
Meskipun tumbuh dengan cepat dan dapat beradaptasi dengan baik di lingkungan sekitarnya, buah bintaro tidak dapat dikonsumsi karena mengandung racun ciberin.
Racun ini dapat menyebabkan gangguan ritme jantung hingga berakhir pada henti jantung jika dikonsumsi, sehingga menjadikannya berbahaya bagi kesehatan manusia.
Kegunaan Pohon Bintaro
Pohon bintaro sering dimanfaatkan sebagai tanaman hias, bahan bakar alternatif pengganti minyak tanah, dan untuk penghijauan kota. Pohon ini juga memiliki berbagai kegunaan berikut penjelasannya :
- Tanaman peneduh: Pohon bintaro dapat menyerap polutan dan CO2 dari udara serta menghasilkan oksigen, sehingga menyegarkan udara. Selain itu pohon bintaro memiliki bentuk yang cukup besar serta tajuk yang lebar. Dengan dedaunan yang rimbun maka pohon ini cocok ditanam sebagai pohon peneduh untuk jalanan kota yang terik dari sinar matahari.
- Sumber bahan bakar alternatif: Biji bintaro dapat dicampur dengan biji jarak untuk memproduksi minyak. Meskipun belum ada penelitian lebih lanjut namun ada indikasi bahwa cocok untuk digunakan sebagai obat.
- Pengendali hama: Buah bintaro dapat digunakan untuk mengusir hama seperti ulat dan tikus. Dengan mengolah bagian – bagian pohon bisa untuk mengusir hama, karena semua bagian dari pohon bintaro mengandung racun mulai dari getah, batang, daun dan sebagainya. Pengolahan harus dilakukan secara hati – hati karena bisa mengenai orang yang mengolahnya.
- Racun panah: Getah bintaro dapat dijadikan racun untuk panah atau tulup dalam berburu. Kebanyakan orang yang suka berburu dihutan menggunakan panah akan menambahkan getah beracun pohon bintaro di ujung panah atau tombaknya agar ketika terkena hewan langsung mati.
- Pestisida alami: Senyawa beracun dalam bintaro dapat digunakan sebagai pestisida alami. Bagus digunakan untuk yang memiliki perkebunan atau persawahan yang memiliki hama mengganggu yang merusak tanaman.
- Biodiesel: Biji bintaro dapat diolah menjadi bahan bakar biodiesel. Hal ini masih perlu dilakukan uji lab lebih lanjut untuk memastikan benar – benar aman dan maksimal penggunaanya.
Pohon bintaro, dengan segala keunikannya, menawarkan berbagai manfaat dan kegunaan yang penting dalam ekosistem serta kehidupan manusia. Dari perannya sebagai tanaman hias yang memperindah lingkungan, hingga kemampuannya menyerap polutan dan menghasilkan oksigen, pohon ini berkontribusi positif terhadap kualitas udara dan estetika alam. Selain itu, pemanfaatan biji bintaro sebagai bahan bakar alternatif dan pestisida alami menunjukkan potensinya dalam bidang energi terbarukan dan pertanian berkelanjutan. Dengan adaptabilitasnya yang tinggi, pohon bintaro menjadi pilihan utama dalam penghijauan kota dan daerah pantai.
Namun, penting untuk diingat bahwa meskipun pohon ini memiliki banyak manfaat, buahnya mengandung racun yang sangat berbahaya jika tertelan. Kehati-hatian dalam menangani buah bintaro harus selalu diperhatikan untuk menghindari risiko keracunan. Edukasi mengenai potensi bahaya ini sangat diperlukan, terutama di daerah-daerah di mana pohon bintaro tumbuh subur. Dengan pemahaman yang baik dan penggunaan yang tepat, pohon bintaro dapat terus memberikan manfaat tanpa mengabaikan aspek keselamatan.